Wednesday, June 27, 2018

PESONA KABUPATEN PANGKAJENE & KEPULAUAN

Desa Baring, Kecamatan Sigeri 2018
PESONA KABUPATEN PANGKAJENE & KEPULAUAN
17 Juni 2018

Kabupaten Pangkajene & Kepulauan yang kerap disingkat menjadi Kabupaten Pangkajene terletak sekitar 60 km dari Kota Makassar, dapat ditempuh dengan menggunakan moda transportasi umum maupun transportasi pribadi seperti mobil atau sepeda motor. Perjalanan menuju Kabupaten Pangkep dari Kota Makassar melalui jalan poros provinsi dan melewati Kabupaten Maros, dalam perjalanan menuju Kabupaten Pangkep dari Kota Makassar juga melewati Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Jarak tempuh akan lebih dekat jika ditempuh dari Bandara Sultan Hasanuddin menuju ke Kabupaten Pangkep sekitar 43 km, tidak jarang ditemui pemandangan hamparan sawah yang luas disisi kanan dan berpetak-petak tambak ikan air tawar di sisi kiri. Berjalan-jalan ke Kabupaten Pangkep akan menemukan keunikan kondisi sosial sejarah, budaya masyarakatnya serta kondisi geografi yang mendukung.
Kabupaten Pangkep memiliki luas wilayah 12.362,73 km persegi yang terdiri atas daratan dan kepulauan. Jumlah penduduk Kabupaten Pangkajene sebesar 305.737 Jiwa yang tersebar di seluruh daratan hingga kepulauan, dengan kepadatan penduduk 24,73 jiwa/km persegi. Kabupaten Pangkep memiliki 13 Kecamatan dan 102 Desa/Kelurahan. 
Secara etimologi asal kata Pangkajene berasal dari sungai besar yang membelah kota, Pangka yang berarti cabang dan Je'ne yang berarti air. Ini yang mengacu pada sungai yang membelah kota Pangkep yang membentuk cabang-cabang. 
Secara geografis Kabupaten Pangkep tersohor dengan sebutan kota 3 dimensi, hal tersebut dibuktikan dengan kondisi alam yang unik yaitu terdapat pegunungan, daratan dan kepulauan. Melintasi Kabupaten Pangkep akan disuguhkan dengan pemandangan pegunungan karst, banyak karts-karts yang menjadi daya tarik tersendiri diwilayah ini. Perjalanan yang sangat menarik di Kabupaten Pangkep akan menemukan pemandangan rumah-rumah tradisional dengan kondisi semi permanen yang dikenal dengan sebutan rumah panggung yang tersusun dari kayu-kayu kokoh dengan bentuk yang memiliki ciri khas rumah bugis, terlihat indah, unik dan tradisional.
Kecamatan Labbakkang, 2018
 Kabupaten Pangkep mendapat julukan Kota Bandeng, dikarenakan banyaknya terdapat lahan empang untuk budidaya ikan bandeng atau sering disebut oleh masyarakat setempat dengan sebutan ikan bolu. Selain budidaya ikan bandeng para pengusaha empang membudidayakan ikan nila, udang hingga garam. Tidak lengkap jalan-jalan kalau tidak mencoba kuliner, kuliner khas Kabupaten Pangkep diantaranya Sop Saudara dan ikan Bakar, Dange dan Jeruk Pangkep yang akan ditemui disepanjang jalan di Kecamatan Sigeri Kabupateng Pangkep. 
Masih banyak destinasi wisata di Kabupaten Pangkep baik yang tersebar di daratan, di pegunungan hingga di kepulauan. berwisata di Kabupaten Pangkep merupakan pilihan yang tepat, perjalanan yang murah dengan jarak relatif dekat dari Kota Makassar dan memiliki beragam objek wisata. diperlukan beberapa hari untuk dapat menyelesaikan perjalanan untuk mengunjungi objek wisata di kabupaten Pangkep.

Tuesday, June 19, 2018

FILOSOFI MUDIK LEBARAN

FILOSOFI MUDIK LEBARAN
14 Juni 2018

BIASANYA saat ramadhan atau menjelang lebaran nampak di terminal, bandara, pelabuhan, stasiun penuh sesak oleh para perantau yang akan melakukan perjalanan pulang ke kampung asal, untuk bertemu keluarga serta sanak saudara di rumah. kehadiran mereka telah dinanti-nati oleh kuarga di rumah kampung asal. Mudik telah menjadi fenomena yang mengakar di kalangan masyarakat, mereka yang berkerja ataupun menuntut ilmu di rantauan akan kembali pulang di saat menjelang lebaran.
Moment mudik menjadi pemberitaan di berbagai media masa di Indonesia khususnya. Media-media bergemuruh menginformasikan aktifitas mudik mulai dari H-3 hingga H+3 lebaran. fenomena mudik memberikan keberkahan tersendiri bagi sebagian kalangan yang dapat meraup keuntungan ekonomi yang cukup signifikan.
fenomena mudik memberikan banyak pertanyaan kenapa mudik dilakukan? dan apakah mudik harus dilakukan. Peratanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya tidak perlu dijawab karena secara manusiawi, manusia memiliki kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.

Fitrah "Kembali ke Asal"
Pada perinsipnya manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Konsep ketuhanan yang tidak dapat dinafikan oleh makhluk Tuhan termasuk manusia. Setiap orang yang ini melangkah maju kedepan, harus melangkah mundur satu langkah untuk dapat melejit lebih jauh.
Dalam konteks mudik, setiap pribadi dengan sendirinya akan merindukan kampung halaman. Hal ini merupakan upaya penyadaran yang dilakukan oleh manusia untuk melakukan penyegaran moral. siapa saja yang ingin hijrah menuju sesuatu yang lebih baik, maka dengan sendirinya manusia butuh semangat moral yang lebih baru yaitu dengan melangkah mundur untuk mendapatkan loncatan yang lebih jauh. Bila saja seseorang rindu dengan keluarga dan rasa ingin bertemu merupakan hal yang wajar. maka dari itu, mudik adalah keniscayaan yang lumrah dilakukan oleh setiap muslim khususnya.
Rasa rindu itulah, yang apabila dipenuhi dengan bertemu dengan orang terkasih di kampung halaman, semangat baru dengan sendirinya akan muncul dan apabila kembali ke perantauan pasti akan membawa semangat yang berlipat untuk membenah diri menjadi lebih baik.
Apabila dikaitkan dengan perjanjian primordial dengan Tuhan yang telah dilakukan manusia ketika berada di alam ruh, maka naluri kembali ke asal merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditolak oleh siapapun.
oleh karenanya, mudik kembali ke kampung halaman merupakan suatu keniscayaan, fitrah asasi yang mutlaq dan wajar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan psikologis, agan menjadikan hidup lebih nyaman dan damai. sebelum kembali ke asal yang sesungguhnya, yakni menghadap Allah SWT kelak.

Dalam konteks agama, seseorang yang tidak memiliki orientasi kembali ke asal dinamakan tersesat. Orang yang tersesat cenderung tidak memiliki tujuan hidup yang jelas dan bingung arah tujuan mau kemana.
Ketersesatan merupakan suatu kondisi yang ironi. bahkan dalam konteks agama manusia yang tersesat digambarkan dalam Al-Qur'an, ialah orang yang bingung karena kehilangan arah. dan orang-orang seperti itu karena tidak memiliki orientasi ketuhanan sama sekali. Hampa.

Monday, June 18, 2018

MEMAKNAI IDUL FITRI

MEMAKNAI IDUL FITRI
15 Juni 2018

IDUL FITRI hadir disetiap penghujung bulan ramadhan. Sudah menjadi barang tentu seluruh umat muslim di seluruh antero bumi ini menyambut dan merayakan Idul Fitri dengan penuh kegembiraan, keceriaan, kebahagiaan dan suka cita bersama orang-orang terkasih. Dalam menyambut dan merayakan hari kemenangan Idul Fitri tiap-tiap muslim memiliki pemahaman, cara dan tradisinya masing-masing. Pada hakikatnya Idul Fitri merupakan hari kemenangan warga muslim sedunia setelah menempuh satu bulan lamanya menahan lapar, haus dan keinginan berbuat hal-hal buruk. Ramadhan mengajarkan banyak kebaikan dalam kehidupan, berakhirnya bulan ramadhan bukan berarti meninggalkan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut bahkan sebaliknya kebiasaan baik tersebut menjadi bekal untuk terus di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari duluar bulan ramadhan. Nikmanya hari Raya Idul Fitri seperti yang kita jumpai ditahun ini 14239 H.
Berdasarkan fakta dan realita masyarakat di Indonesia, selam ini telah terbangun opini publik yang telah menjadi budaya turun temurun, yakni bahwa idul fitri itu sama dengan hari mudik dan pulang kampung massal untuk berkumpul dengan keluarga dan handai tolan. Disamping itu telah terbentuk pula kebiasaan yang sudah merata di masyarakat bahwa, hari yara idul fitri adalah hari salam salaman, hari maf maafan, hari saling beranjang sana dan silaturrahmi antar keluarga, kerabat, handai tolan, tetangga dan sabahabat. Itu adalah sekelumit gambaran tentang memaknai lebaran di masyarakat Indonesia. tentu masih banyak lagi yang lainnya dan tentu saja bukan berarti hal tersebut salah.
Beberapa hikmah besar dibalik fenomena Idul Fitri
  1. Hikmah kegembiraan dan kesyukuran, Hikmah pertama yang sangat menonjol dari momen idul fitri adalah hikmah kegembiraan dan kesyukuran. Kegembiraan sebagai orang yang berimanyaitu gembira karena ketaatan, kebaikan dan kesalehan. begitupula kegembiraan orang yang beriman adalah kegembiraan karena syukur atas berbagai kenikmatan Allah yang tak terhitung.
  2. Hikamh ketauhidan, keimanan dan ketakwaan, Dalam menyambut idul fitri disunahkan bagi kita untuk banyak mengumandangkan takbir, tahlil, tasbih dan tahmid sebagai bentuk penegasan dan pembaharuan deklarasi iman dan tauhid. itu berarti bahwa identitas iman dan tauhid harus selalu kita perbaharui dan kita tunjukan, termasuk dalam momen-momen kegembiraan dan perayaan, dimana biasa justru kebanyakan orang lalai dari dzikir dan mengingat Allah.
  3. Hikmah kefitrahan, Biasa juga dikatakan bahwa, dengan hadirnya idul fitri berarti kita kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. hal tersebut benar, karena jika benar-benar dioptimalkan, maka ramadhan dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebanni diri kita selama ini.
  4. Hikmah Kepedulian, Semangat berbagi dan memberi melalui sunnah berinfak dan bersedekah serta kewajiban berzakat, begitu indah menghiasi hari-hari penuh peduli di sepanjang bulan ramadhan. Di momen yang fitri ini tetap menjaga keistiqamahan dengan melanjutkan semangat berbagi dan karakter memberi sebagai bentuk takwa pasca ramadhan dan hari-hari kehidupan selanjutnya.
  5. Hikmah kebersamaan dan persatuan, Selama ramadhan, suasana dan nuansa kebersamaan serta persatuan ummat begitu kental, begitu terasa dan begitu indah. mengawali puasa bersama-sama, bertarawih bersama, shalat lima waktu berjamaah, tadarus bersama, berbuka bersama, beri'tikaf bersama, berzakat fitra bersama dan beridul fitri berjamaah.
Itulah 5 hikmah penting dari amaliah ibadah ramadhan dan keindahan idul fitri yang seharusnya kita nikmati dan dapatkan. semoga kita semua selalu bisa meraup bagian terbaik dan terbanyak dari hikmah-hikmah besar tersebut.

Wednesday, June 13, 2018

PASAR WADAI RAMADHAN BANJARMASIN DIPENGHUJUNG RAMADHAN 1439 H

Di Penghujung Ramadhan 1439 H Pasar Wadai Ramadhan Banjarmasin
13 Juni 2018

Akhirnya sampailah kita dipenghujung ramadhan 1439 H.Tak terasa telah berlalu tepat di hari ini 28 hari ramadhan telah dilewati dengan khusuk dan penuh hikmat.Berlalunya hari demi hari di bulan ramadhan maka berakhir pula pasar wadai ramadhan di Banjarmasin begitu pula di kota-kota lainnya. 
Mengunjungi pasar wadai ramadhan di sore hari yang diselenggarakan di depan Pemko Banjarmasin pada penghujung ramadhan 2018 M/ 1439 H masih nampak ramai oleh pengunjung. Terdapat beragam kuliner khas banjar yang dijajakan oleh para pedagang yang menempati stand-stand jualan.Pasar wadai ramadhan yang merupakan agenda tahunan yang digelar oleh pemerintan Banjarmasin lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
Pasar wadai ramadhan di Banjarmasin selain menarik pengunjung untuk berwisata kuliner juga menawarkan wisata sungai, walaupun telah memasuki penghujung ramadhan masih dipenuhi pengunjung dengan tujuan membeli makanan untuk berbuka puasa, membeli kue-kue kering untuk disajikan pada hari raya idul fitri, susur sungai sambil menunggu waktu berbuka dan ada yang ingin berbuka puasa bersama keluarga ataupun teman.
Warga yang menunjungi pasar wadai ramadhan di depan Pemko Banjarmasin dapat menikmati senja dan sambil menunggu waktu berbuka puasa dengan susur sungai martapura dengan menggunakan kelotok dengan biaya sekitar Rp.5.000/orang. Nampak keseruan para warga yang menikmati wisata susur sungai dengan menggunakan kelotok, tidak jarang tiap kelotok dapat mengangkut lebih dari 10 orang penikmat suasana susur sungai. Senja menampakan langit yang menguning akibat pantulan cahaya matahari yang mulai terbenam menambah romansa penghujung ramadhan 1439 H.
Keseruan terlihat pada rangkaian tulisan warna warni yang terpajang cantik sebagai background pasar wadai ramadhan Banjarmasin 1439 H. Orang dewasa hingga anak-anak, perempuan maupun laki-laki berfoto dengan berlatarkan tulisan tersebut. Para pengunjung pasar wadai ramadhan ingin mengabadikan momen sebelum berakhirnya bulan ramadhan yang diikuti dengan berakhirnya aktifitas pasar wadai Ramadhan di depan Pemko Banjarmasin.

Siring di depan Pemko Banjarmasin telah dipenuhi pengunjung pasar wadai ramadhan, menikmati senja di pinggir sungai yang ditemani jejeran kelotok yang siap mengangkut penumpang untuk menyusuri sungai. Warga menunggu waktu berbuka puasa di tepian siring sungai dan telah menyiapkan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, para pedagang ampar/tikar mondar mandir menjajakan barang dagangan kepada para pengunjung yang membutuhkan alas untuk duduk dan dan berbuka puasa bersama teman ataupun sanak keluarga. 

Indahnya suasana pasar wadai depan Pemko banjarmasin dipenghujung ramadhan 1439 H, penghujung yang tetap ramai menikmati beragam kuliner yang dijajakan serta menikmati wisata sungai yang disajikan oleh alam Banjarmasin dari waktu kewaktu terus diperindah. Tepat ditanggal 13 Juni 2018 M pasar wadai Ramadhan Banjarmasin ditutup dan insyallah akan di buka kembali pada ramadhan 2019. Semoga kita semua masih diizinkan untuk bertemu ramadhan di tahun depan beserta keluarga, kerabat dan kawan-kawan terkasih. Amin. 
 

Monday, June 11, 2018

Ekspedisi Ramadhan ke Desa Belanginan Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Ekspedisi Ramadhan, 01 Juni 2018 Desa Belangian

Desa Belangian yang terletak di Kecamatan Aranio  dengan luas 121,95 km per segi merupakan salah satu desa yang terletak cukup jauh dari Ibukota Kabupaten Banjar. 
Perjalanan ke Desa Belangian menempuh waktu sekitar 2,5 jam dari Dermaga Tiwingan di Kecamatan Aranio dengan menggunakan kelotok/perahu penumpang yang kapasitasnya dapat memuat hingga 25 orang. Biaya/ ongkos sekali menyebrang dari dermaga Tiwingan ke Desa Belangian sekitar Rp. 35.000/ orang. akomodasi penyeberangan tersebut tidak hanya mengangkut penumpang tapi juga mengangkut bahan makanan, bahan bangunan hingga sepeda motor. 
Perjalanan kali ini merupakan ekspedisi ramadhan yang juga membawa bantuan berupa pakaian layak pakai dan bahan makanan yang disumbangkan dari donatur-donatur yang berasal dari Kota Banjarmasin. Turut serta dalam ekspedisi ramadhan ini Jurnalis Pena Hijau Indonesia, Wartawan dari media lokal, Fotografer dan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Nahdatul Ulama Kalimantan Selatan, ekspedisi ini berlangsung selama dua hari.

 Dalam penyemberangan menuju Desa Belangian disuguhkan pemandangan alam yang sangat indah berjejer bukit hingga gunung dengan tebaran awan dilangit yang cerah, pemandangan hijau disepanjang tepian waduk Riam Kanan. Waduk Riam Kanan merupakan merupakan salah satu waduk terbesar di Kalimantan Selatan yang menghabiskan waktu pembuatannya hingga 10 tahun dibangun dengan membendung 8 sungai yang bersumber dari Pegunungan Meratus, serta ada 9 desa yang ditenggelamkan di area seluas 9.730 ha. pembangunan Waduk Riam Kanan di tahun 1973 untuk membangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air yang akan digunakan untuk menerangi wilayah Banjarmasin dan sekitarnya. Pemandangan alamiah yang ditemui dalam perjalanan menuju Desa Belangian tidak membuat mata lelah untuk memandang, tidak jarang ditemukan pemandangan rumah-rumah penduduk di tepi waduk serta terdapat hutan pinus yang indah dan telah menjadi salah satu objek wisata alam di area waduk riam kanan. Perjalanan yang ditemani dengan suara gemuruh mesin klotok/perahu dengan air yang tenang.
Perjalanan cukup panjang menyisir waduk riam kanan hingga tiba ke Desa Belangian menggunakan kelotok milik Amang Juli yang merupakan penduduk asli Desa Belangian. Kelotok bersandar di dermaga dan tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju ke perkampungan yang menempuh jarak sekitar 300 m dari dermaga. Kami berjalanan kaki melewati jalan setapak yang berukuran lebar 1,5 m yang telah dibeton dan bahan bantuan diangkut oleh warga desa dengan mengguna gerobak. 
Bapak Fahrudin, begitu beliau dikenal oleh masyarakat sebagai Pembakal Desa Belangian. Tujuan kami langsung ke kediaman bapak Fahrudin dan kami diterima dengan hangat. Bapak Fahrudin menyapa dan berkenalan hingga menginformasikan tentang Desa Belangian kepada kami di siang hari yang begitu panas tanpa ada listrik untuk menggerakan kipas angin. 
Desa Belangian dapat dikatakan desa teringgal karena masih minimnya sarana serta prasana pendukung kesejahtraan masyarakatnya. Seperti jaringan listrik yang yang dapat dinikmati hanya pada sore hari hingga subuh dan selebihnya tanpa jaringan listrik. Selain itu belum terdapat jaringan provider telepon dan jaringan internet, adapun hubungan telekomunikasi masyarakat Desa Belangian dengan masyarakat luar menggunakan ORARI. 
Jumlah penduduk Desa Belangian yang tidak lebih dari 350 jiwa dan terdiri dari 90 KK hanya memiliki 1 fasilitas pendidikan yaitu Sekolah dasar (SD). Adapun masyarakat yang ingin melanjutkan sekolah harus melanjutkan ke luar desa baik ke Pondok Pesantren, SMP, SMA hingga perguruan tinggi di Martapura, Banjarbaru atau ke Banjarmasin hingga ke pulau Jawa.Di Desa Belangian terdapat Fasilitas kesehatan berupa Puskesmas Pembantu dan terdapat 1 masjid yang terletak ditengah-tengah perkampungan warga. Sumber penghasilan masyarakat Desa Belangian dari hasil bertani, berkebun dan mencari ikan, hasil dari kegiatan masyarakat tersebut untuk dikonsumsi dan dijual.
Penyerah Bantuan Kepada Pembakal Desa Belangian
Sore hari di Desa Belangian, bantuan telah tiba di rumah pembakal dan diikuti dengan penyerahan bantuan kepada Bapak Fahrudin selaku pembakal secara simbolis. Bantuan langsung didistribusikan kepada masyarakat setempat, masyarakat menerima bantuan dengan antusias dan gembira.Orang tua hingga anak-anak berduyun-duyun mengambil bantuan dalam bentuk pakaian layak pakai dan bantuan makanan. 
Warga menerima bantuan pakaian layak pakai.
Masyarakat Desa Belangian  berduyun-duyun menuju kesalahsatu rumah warga yang bertugas menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Menyiapkan makan berbuka puasa dilakukan secara bergilir di Desa Belangian yang mayoritas masyarakatnya muslim. Hal ini merupakan salah satu kebiasan masayarakat Desa Belangian di bulan ramadhan dan telah berlangsung lima tahun terakhir.

Hidangan makanan berbuka puasa di rumah warga

Pagi yang indah dan bersahabat di Desa Belangian Lembah Kahung. Pasca sahur pagi itu di Desa belangian, warga memulai aktivitas kekebun atau ladang yang berada dibukit-bukit dengan menggunakan sepeda motor dan warga yang ke dermaga siap mencari ikan dengan menggunakan kelotok-kelotok kecil.
Desa Belangian memiliki alam yang sangat indah dengan hutan tropis yang sangat tebal, selain itu memiliki banyak ragam flora dan fauna yang usianya ada yang lebih dari 100 tahun.
Desa Belangian merupakan titik awal bagi para penggemar wisata alam sebelum melakukan ekspedisi/ perjalanan ke Lembah Kahung dengan salahsatu tujannya adalah ke Air Terjun Cemara. Ada empat shelter yang harus ditempuh sebelum menemukan air terjun cemara, dimana air terjun tersebut merupakan sisi lain yang wajib dikunjungi dengan ketinggian air terjun mencapai 20 meter dan untuk menuju air terjun cemara memerlukan waktu sekitar 4 jam perjalanan yang melewati hutan, sungai, bukit dan ilalang yang tumbuh lebat.
Jembatan Gantung Desa Belangian

Jalan Meuju Shelter Kembar, melewati perkebunan kacang tanah milik warga.

Aliran sungai dipenuhi dengan batu-batu kali berukuran besar.

Pemandangan bukit nan indah dari Shelter kembar
Air Terjun Cemara
Tim ekspedisi ramadhan kembali kerumah pembakal dan bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. perjalanan ini banyak memberikan pengalaman dan pelajaran. Melakukan perjalanan yang panjang dalam kondisi berpuasa bukanlah sesuatu yang mudah tapi dengan semangat berbagi dibulan ramadhan dan semangat kembali kealam menjadikan ekspedisi ramadhan ini sungguh berarti.
Kami berbagi informasi seluas-luasnya agar pembaca semakin penasaran dan memiliki keinginan untuk mengunjungi Desa Belangian dan melakukan perjalanan ke lembah Kahung untuk menjumpai Air Terjun Cemara yang indah serta membantu percepatan pembangunan Desa Belangian.
Tim Ekspedisi Ramadhan 2018



PESAN PENTING DARI BUKU SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

PENDEKATAN YANG WARAS DEMI MENJALANI HIDUP YANG LEBIH BAIK 10 AGUSTUS 2019 R. FARADIGMA NalarAsa Buku ini dapat membantu kita untuk ...