Sunday, September 23, 2018

"ATHIRAH' SEBUAH NOVEL YANG MENGISAHKAN SEORANG IBU YANG BERJUANG DEMI KEUTUHAN KELUARGA

"ATHIRAH" Sebuah Novel 
SEORANG IBU YANG BERJUANG DEMI KEUTUHAN KELUARGA 
23 September 2018
Riam Faradigma
NalarAsa

Novel yang berjudul Athirah yang ditulis oleh Alberthine Endah di tahun 2016 yang kemudian diangkat ke layar kaca yang difilimkan oleh Miles Films, menceritakan sosok seorang ibu yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Athirah adalah istri dari H. Kalla dan memiliki 10 orang anak dimana salah satunya yang dikenal dengan nama Yusuf Kalla. 
Novel ini mengisahkan tentang peran seorang ibu yang merawat, mendidik dan membesarkan anak-anaknya dalam kondisi hati yang terluka. Semua berawal dari pernikahan antara Athirah yang berusia 13 tahun dan H. Kalla yang dijodohkan oleh orang tua dan keluarga. Masa Athirah melahirkan anak pertama dan anak kedua serta semakin majunya usaha H. Kalla di Bone kemudian memutusakan untuk berhijrah ke Kota Makassar di tahun 50 an. Tak membutuhkan waktu lama bagi H. Kalla untuk mengembangkan usahanya di Kota Makassar, Athirah dan anak-anaknya pun diboyong ke Makassar hidup dengan sejahtera dan serba berkecukupan, terbukti bahwa rumah yang mereka diami di jalan andalas cukup besar dan kokoh. 
Hingga pada akhirnya Athirah menemukan gelagat yang tidak wajar dari suaminya. Tingkah yang tidak wajar dari H. Kalla menjawab kegelisahan Athirah bahwa suaminya memiliki istri lagi. Tak urung betapa hebatnya kepedihan hati yang dirasan oleh Athirah yang juga diketahui oleh anak-anaknya. Keluarga yang masih menjunjung tinggi paham patriarki dalam kehidupan sosial membuat segala keputusan kepala keuarga adalah hal yang menjadi acuan dan harus diterima oleh istri dan anak. Waktu terus berjalan dan  hari terus berganti Athira melewati masa-masa sulit dengan tabah karena harus menerima kenyataan bahwa ia harus hidup dipoligami, kemarahan itu ada didalam benak namun tak secuil pun disampaikan kepada anak-anaknya. Athirah tetap menjadi ibu yang baik bagi anak-anknya walau dengan hati yang terkoyak, tak pernah absen dalam menyediakan makanan dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. 
Keterpurukan batin membuat Athirah menemukan energi baru untuk bangkit dan menjadi pribadi yang kuat agar tetap dapat membesarkan anak-anaknya. Energi baru yang membawa Atrirah memulai usaha menjual kain tenun sutera dan perhiasan. Ketekunan dalam menjalankan usaha menjadikan Athirah dapat meredam kepedihannya, menjadikan fokusnya untuk terus mengembangkan usahanya hingga menghasilkan pundi-pundi keuntungan, tak sedikit batangan emas yang ia hasilkan dari usaha berdagang kain dan perhiasan. Yusuf anak kedua Athirah yang menjadi lelaki dirumahnya yang dapat ia andalkan. Yusuf menemani Athirah sepanjang waktu, melewati masa-masa yang memilikukan bersama saudara-saudaranya yang lain dan menjalani masa bahagia bersama. Yusuf diberi kepercayaan untuk dapat mengelola usaha bapaknya.
Yusuf dan saudara-saudaranya hidup dalam lingkungan poligami yang awalnya sangat menyayat hati keluarga terutama ibundanya, seiring waktu berlalu Yusuf, saudara-saudaranya dan ibundanya mulai terbiasa dengan bapak yang jarang menjenguk karena lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga barunya dan semakin sedikit uang yang dikirimkan bapak yang mungkin saja keluarga baru bapaknya lebih membutuhkan banyak biaya. Bukan persolan besar untuk menjalani hidup bersama ibunda dan saudara-saudaranya karena Athirah memiliki usaha yang maju dan Yusuf memegang usaha angkutan bapaknya, itu cukup untuk kelangsungan hidup keluarga mereka. 
Yusuf yang saat itu telah duduk dibangku SMA menjalani kehidupan masa remajanya penuh dengan tanggungjawab. Tak ubahnya anak-anak sebayanya, ia pun menemukan seorang perempuan yang menjatuhkan hatinya, Ida namanya. Tak mudah menaklukan hati seorang Ida yang keluarganya tidak menyetujui hubungan mereka hingga dibangku kuliah disebabkan karena latar belakang keluarga Yusuf yang berpoligami. Seperti batu besar yang menghalangi hubungan mereka hingga akhirnya membutuhkan bantuan paman Ida untuk meluluhkan hati ayahnya. Hubungan Yusuf dan Ida diterima direstui orang tua mereka sehingga pernikahan yang agung dapat tercipta. Tak sedikit wejangan yang dititipkan oleh Athirah dan H. Kalla kepada Yusuf, mungkin dikarenakan pengalaman kelam yang dirasakan oleh Athirah dan kosekuensi dari keputusan poligami yang diambil H. Kalla di masa lampau. 
Yusuf dan Ida memiliki lima orang anak dari hasil buah cinta mereka. Yusuf menjalankan usaha bapaknya hingga terus berkembang yang kini dikenal dengan Kalla Group, Yusuf melibatkan saudara-saudaranya yang lain dalam mengembangkan usaha keluarga tersebut dan ada juga saudara-saudara yusuf yang melanglang buana hingga ke negeri seberang. Ida tidak melepaskan perannya sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya dan berperan sebagai istri yang senantiasa mendukung suaminya. Hubungan yang akrab antara Ida dan Athirah terjalin, mereka saling berbagi cerita dan pengalaman, hal itu membuat Yusuf menjadi tenang karena dia yang begitu sibuk mengurus usaha tak dapat sesering dahulu yang selalu berada di sisi Athirah untuk menemaninya. 
Ditahun 1982 Athirah berpulang keharibaan yang kuasa, yang ditahun sebelumnya Athirah telah mengalami sakit yang mengerogoti tubuhnya. keganasan kangker hati menjadi pemicu rusaknya fungsi organ hati Athirah. Penyakit tersebut membuat tubuh Athirah terus berbaring dengan perut yang membesar dan menibulkan rasa sakit. Keluarga Athirah mengizinkan dilakukan operasi untuk menghentikan derita sakit yang dialaminya walaupun dengan kemungkinan 50:50 peluang keberhasilan dan kegagalannya. Hingga selesai operasi Athirah tidak belum membuka mata, hanya alat-alat kedokteran yang membetunya untuk terus bernafas, terlihat sangat menyiksa hingga keluarga memutuskan untuk membawa pulang Athirah ke rumah dan disanalah Athirah menghembuskan nafas terakhirnya. 
Tangisan pecah, riuh dalam kekalutan yang mendalam dirasakan oleh anak-anaknya dan H. Kalla. Athirah meninggal diusianya 56 tahun, meninggalkan suami dan 10 orang anak. Kepergian Athirah membawa kesedihan yang mendalan bagi H. Kalla. Cahaya hidupnya padam dan akhirnya tiga bulan setelah Athirah wafat, H. Kalla pun berpulang ke haribaan yang kuasa. 

Banyak pesan-pesan moral yang terkandung dalam Novel ini, diantaranya:
  1. Athirah sosok ibu yang memiliki hati yang tulus, sabar, iklas dan setia
  2. Kearifan Lokal yang kental mengenai Suku Bugis
  3. Budaya Patriarki
  4. Cinta Kasih
  5. Perjuangan dan Pengorbanan
  6. Hikmah
  7. Penyesalan

Wednesday, September 19, 2018

HUBUNGAN MINAT BACA TERHADAP POLA PIKIR

HUBUNGAN MINAT BACA TERHADAP POLA PIKIR

R. Faradigma
19 September 2018
NalarAsa

 Membaca merupakan suatu tindakan ataupun aktivitas dalam mencari informasi melalui media tertulis seperti buku atau tulisan dalam bentuk selain buku. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bahwa membaca adalah suatu proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan menyeluruh tentang bacaan itu dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi dan dampak bacaan itu. Membaca adalah  kegiatan meresepsi, menganalisis, dan menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan.

Minat baca masyarakat Indonesia disebut masih rendah bila dibandingkan negara lain. Dari data Perpustakaan Nasional tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga sampai empat kali per minggu. Sementara jumlah buku yang dibaca rata-rata hanya lima hingga sembilan buku per tahun, Padahal peningkatan kapasitas sumber daya manusia erat kaitannya dengan kemampuan literasi. Jika dibandingkan dengan masyarakat Eropa atau Amreika khususnya dalam setahun minat baca bisa mencapai 25-27 persen buku. Selain itu, masayarakat Jepang yang minat bacanya 15-18 persen pertahun minat baca bukunya. Sementara Indonesia jumlahnya hanya mencapai 0.01 persen per tahun. Dari persentasi tersebut Indonesia masih jauh dari standar tinggi minat baca. 

Penyebab rendahnya minat baca di Indonesia, diantaranya 
  1. Masih rendahnya kemahiran membaca
  2. Pola pendidikan yang belum membudayakan membaca sejak usia dini
  3. Semakin banyak jenis hiburan (game), acara televisi dan disfungsi gadget   
  4. Sarana untuk memperoleh buku bacaan masih sangat kurang
  5. Harga buku masih relatif mahal dan tidak sebanding dengan daya beli masyarakat
  6. Minimnya koleksi buku di perpustakaan serta kondisi perpustakaan yang tidak memberikan iklim yang  kondusif bagi tumbuh kembangnya minat baca   

Apabila seseorang sudah terbiasa dengan membaca, kebiasaan tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Selain itu. kegemaran membaca memberikan dampak yang positif untuk orang tersebut. Karena minat baca yang sangat tinggi menjadikan minat belajarnya pun juga tinggi dan membuat orang tersebut memiliki wawasan yang luas. Minat atau kemauan untuk membaca adalah sumber motivasi yang sangat penting dan kuat bagi seseorang untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya karena orang tersebut membaca sebuah buku memang karena ia ingin membaca buku tersebut dari hati, yang merupakan pengalaman belajar menggembirakan. Minat baca akan mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak di masa yang akan datang. Hal tersebut merupakan sebuah proses pengembangan diri yang memiliki peran besar dalam hidup seseorang, maka dari itu kemauan ini harus senantiasa diasah, dikembangkan, dan didalami sebab minat membaca tidak diperoleh dari lahir secara cuma-cuma.

Membaca adalah berpikir. Berpikir merupakan suatu proses untuk mengenali, memahami, dan kemudian menginterpretasikan lambang-lambang yang bisa mempunyai arti. Di sini banyak terlibat unsur-unsur psikologis seperti kemampuan dan atau kapasitas kecerdasan, minat, bakat, sensasi, persepsi, motivasi, retensi, ingatan, dan lupa, bahkan ada lagi yaitu kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif yang akan membantu orang tersebut dalam memahami seberapa banyak pengetahuannya mengenai banyak hal, bagaimana ia memandang hidup yang ia jalani, ke mana arah yang sebenarnya ingin ia capai dan pastinya akan membuat seseorang menjadi haus pengetahuan karena ia sadar seberapa kecil pengetahuan yang baru ia gali. Rendahnya minat baca sangat berpengaruh besar terhadap mutu berfikir. Membaca dapat membantu pola pikir seseorang.

Membaca merupakan investasi yaitu dengan membeli buku harus mengelurkan uang seharga buku yang dijual, buku yang dimiliki dibaca dan dipahami. Pemahaman tersebut dapat memberi manfaat baik dalam pembentukan pola pikir, pola hidup yang kemudian menjadi pemicu untuk bergerak kerana aplikatif. keinginan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dari mebaca. tidakan yang diaplikasikan dapat memberi hasil, hasil dari tindakan tersebut bisa jadi hasil yang besar atau hasil yang kecil serta hasil yang nyata atau hasil yang tersirat. Hasil dari tidakan dari setiap waktu ke waktu berikutnya disebut pengalaman. Pengalaman-pengalaman dapat menghasilkan pembelajaran untuk dapat dijadikan acuan dalam tindakan-tindakan selanjutnya. 

Membaca memberi banyak dampak positif dalam kehidupan dan dapat memicu peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. Ilmu yang bermanfaat yang dihasilkan dari membaca maupun dari pengalaman menggerakan diri untuk selalu melangkah maju, kreatif, analitis, bijaksana dan aktif. Tindakan tersebut akan memberi hasil yang dapat memenuhi kebutuhan guna pencapaian kesejahteraan diri seperti seseorang yang berdagang akan menghasilkan uang dan orang yang bekerja akan di beri upah. 

Cara meningkatkan minat baca, diantaranya:
  1. Menyiapkan waktu untuk membaca, mungkin sekitar 15-20 menit per hari
  2. Menjadwalkan untuk pembelian buku seminggu sekali
  3. Memanfaatkan waktu saat menunggu
  4. Update buku populer dan yang direkomendasikan
  5. Masuk komunitas membaca
  6. Mengikuti Training trik membaca
  7. Memanfaatkan waktu istirahat dan waktu sebelum tidur untuk membaca
  8. Membuat target membaca seperti seminggu dapat menyelesaikan 1-3 buku
  9. Mengikuti bedah buku dan diskusi
 SEKIAN
*
*
*
Semoga Bermanfaat.......................................................................................................... NalarAsa  

Sunday, September 9, 2018

PESONA ANGGREK KALSEL BERNILAI JUTAAN RUPIAH

PESONA ANGGREK KALIMATAN SELATAN
8 September 2018
Riam Faradigma
NalarAsa
Festival Anggrek 2018
Bunga anggrek (Orchidaceae) adalah jenis tanaman berbunga dengan beragam warna dan jenis dimana pertumbuhannya bergantung pada dirinya sediri dan lingkungan dimana anggrek tersebut tumbuh. Bunga anggrek merupakan jenis tanaman yang masuk dalam kelompok epifit dimana tumbuhan ini dapat hidup mandiri lepas dari tanah sebagai unsur hara dan dapat hidup menempel pada tumbuhan lain tanpa mengambil unsur makan pada tumbuhan yang ditempelinya. Bunga anggrek dapat hidup pada iklim tropis, dingin dan sedang, selain itu tanaman ini tidak membutuhkan banyak air tapi tidak dapat hidup di daerah gurun karena anggrek memiliki akar serabut yang tidak dapat mengambil air dari kedalaman tanah. Diketahui ada banyak jenis bunga anggrek, adapun faktor yang mempengaruhi keberagaman tersebut yaitu faktor dalam dan faktor luar dari tanaman tersebut. Adapun faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek adalah faktor genetik atau jenis anggrek (anggrek alam atau anggrek silangan). Anggrek alam merupakan jenis anggrek yang pertumbuhan dan proses pembungaannya relatif lebih lambat tanpa adanya perlakuan perawatan khusus. Beda halnya dengan anggrek silangan seperti anggrek dendrobium yang petumbuhan dan pembungaannya relatif lebih cepat. Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek adalah intensitas penyinaran mentari pagi, suhu, kelembaban udara, kebtuhan air, pupuk serta kecocokan tempat dan media tumbuh, sirkulasi udara, serangan hama dan penyakit tanaman.


Hutan di Kalimantan Selatan merupakan salah satu hutan hujan tropis di Indonesia yang telah berusia ratusan tahun. Hutan tersebut memiliki beragam kekayaan flora dan fauna khas Kalimantan Selatan, dimana hutan ini membalut pegunungan meratus yang membentang sepanjang ± 600 km² dari arah baratdaya-timurlaut dan membelok ke arah utara hingga perbatasan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Hutan yang tebal menyimpan ragam tumbuhan yang dimana tanaman anggrek merupakan salah satu ciri khas tanaman dari hutan hujan tropis Kalimantan Selatan. Berdasarkan catatan anggrek hutan Kalimantan mencapai ratusan bahkan ribuan spesies, dan selalu menjadi pembicaraan kalangan pecinta anggrek karena jenis di pulau terbesar ini dinilai khas dan indah. Sebut saja yang dinamakan anggrek hitam (Coelogyne pandurata). Lidah bunga hitam pekat dengan kelopak mahkota hijau mulus menjulur di batang tangkai. Itulah kekhasan anggrek hitam sang primadona Kalimantan itu. Kemudian ada lagi anggrek yang disebut Grammatophyllum speciosum, atau anggrek harimau atau juga disebut sebagai anggrek tebu lantaran bentuk batang dan daun seperti tebu, adalah anggrek terbesar di dunia yang berkembang biak di sela-sela pohon besar, Satu rumpun tanaman ini pernah tercatat memiliki berat dua ton. Keistemewaan anggrek tebu sangat tahan lama dan dapat bertahan sampai dua bulan. Bunganya dapat mencapai 6 inchi, kuning krem dengan bintik cokelat atau merah tua. Stem bunga dapat mencapai 6-9 inchi dengan 60-100 kuntum per tangkai. Berada di lingkungan panas, hutan tropis yang lembab di kawasan Pulau Kalimantan juga menjadi daya tarik kolektor anggrek. Bukan saja terdapat dua jenis anggrek yang dikenal itu, tetapi beberapa jenis anggrek lainnya seperti jenis Phalaenopsis bellina, Arachis breviscava, Paraphalaenopsis serpentilingua, Macodes petola, jewel orchids, Tainia pausipolia, anggrek tanah, Phalaenopsis cornucervi, Coelogyne asperata, anggrek berbau busuk. Kemudian anggrek pandan Cymbidium finlaysonianum, Dorrotis pulcherrima, Chairani punya Plocoglotis lowii, Tainia pauspolia, Destario Metusala, Ceologyne espezata, Paphiopedilum lowii dan Paphiopedilum supardii (anggrek nanas). Tetapi belakangan yang paling populer adalah anggrek bulan spesies Pelaihari yang terbilang langka. Anggrek ini termasuk langka di dunia dan dijadikan puspa pesona nasional. Menurutnya jenis anggrek langka yang disebut spesies “Phalaenoasis amabilis Pleihari”, tersebut hanya beberapa kolektor saja yang memilikinya, lantaran sulit berkembang biak. Anggrek Pelaihari sejenis anggrek bulan yang hanya ada di hutan kawasan Pelaihari, tetapi uniknya beda lokasi maka akan berbeda pula bentuk bunganya. Seperti anggrek Pelaihari yang diperoleh dari hutan kawasan Gunung Bira maka bunganya akan beda dengan anggrek Pelaihari yang diperoleh dari kawasan hutan Gunung Ranggang, begitu juga anggrek Pleihari dari kawasan hutan Gunung Pelaihari berbeda pula dengan yang lainnya. Sementara keterangan lain menyebutkan anggrek spesies Pelaihari ini memang agak beda dibandingkan anggrek kebanyakan, masalahnya daunnya agak panjang dan memiliki bunga yang unik, warna putih di tengah ada warna kuning dan di tengah warna kuning itu ada bintik-bintik merah. Kelebihan dan keunikan lain jenis anggrek ini, adalah tangkai bunga, bila anggrek lain tangkai bunga biasanya mati setelah mengeluarkan bunga, tetapi bagi anggrek khas Pelaihari ini justru tangkai bunga ini terus memanjang hidup dan akhirnya di tangkai bunga itu pula keluar bibit-bibit baru tanaman itu.  Berdasarkan sebuah tulisan pula upaya pengumpulan dan pendokumentasian tumbuhan dan termasuk anggrek alam Kalimantan dimulai sekitar tahun 1825 oleh George Muller asal Jerman. Sementara antara tahun 1901-1902, ahli botani asal Jerman bernama Friederick Ricard Rudolf Schlechter melakukan ekspedisi di Kalimantan mengumpulkan sekitar 300 tanaman anggrek.


Para pecinta tanaman anggrek di Kalimantan Selatan terhimpun dalam suatu organisasi yang disebut Persatuang Anggrek Indonesia (PAI) Dewan Pengurus Daerah Kalimantan Selatan yang diketuai oleh Aida Muslimah Rosehan berkerjasama dengan Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan menggelar event Festival Anggrek 2018 di Banjarmasin Kalimantan Selatan berlangsung pada 7-9 September 2018. Bagi DPD PAI Kalsel event ini menjadi kegiatan tahunan yang berjalan untuk ke 8 kalinya dan ini merupakan tahun pertama DPD PAI Kalsel menggandeng Dinas Pariwisata Kalsel untuk ikut serta dalam penyelenggaran Festival Anggrek ini. Festival Anggrek diselenggarakan oleh DPD PAI Kalsel guna melestarikan dan memperkenalkan tanaman anggrek di Kalsel yang ragamnya mencapai ratusan jenis dan Dinas Pariwisata Kalsel selaku fasilitator Festival Anggrek berharap event ini dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara khsusnya para pecinta tanaman anggrek untuk berkunjung ke Kalimantan Selatan. Festival Anggrek 2018 di meriahkan dengan foto kontes, lomba anggrek yang diikuti oleh beberapa daerah seperti Papua, Makassar, Bali dan Jakarta, serta diikuti pula dengan komunitas lain seperti Tanaman Bonsai dan Pameran Satwa. Beragam jenis tanaman anggrek yang di pamerkan oleh masing-masing DPC PAI dari kabupaten/kota di Kalsel dan kehadiran jenis tanaman anggrek yang berasal dari luar Kalsel sepeti tanaman anggrek dari Papua, Makassar, Bali dan Jawa. Ragam tanaman anggrek di pajang pada podium yang telah disiapkan dan siap dinilai dalam kompetisi anggrek hingga mencapai kesimpulan pemenang dari kompetisi tersebut dengan kriteria penilaian yang telah ditetap oleh dewan juri dan team DPD PAI Kalsel. Tanaman Anggrek yang memiliki harga cukup fantastis mencapai 25 juta ripiah berasal dari Papua dan tanaman anggrek yang menjadi pemenang pertama dalam Festival Anggrek 2018 di Kalsel diraih oleh Anggrek jenis dendrobium hybrida  yang berasal dari Pelaihari.




Saturday, September 1, 2018

PESONA PANTAI TANJUNG DEWA PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN

PESONA PANTAI TANJUNG DEWA PELAIHARI 
KALIMANTAN SELATAN
1 September 2018
Riam Faradigma
NalarAsa
Pantai Tanjung Dewa, Pelaihari
PELAIHARI berada di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan yang berjarak sekitar 107 Km dari Kota Banjarmasin memiliki destinasi wisata yang yang beragam mulai dari wisata alam, wisata bahari, wisata agro, wisata sejarah hingga wisata religi. Salah satu objek wisata di Pelaihari yang mengundang decak kagum wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisata mancanegara yaitu Pantai Tanjung Dewa yang terletak di Desa Tanjung Dewa Kecamatan Panyipatan. Berkunjung ke Pantai Tanjung Dewa memerlukan waktu sekitar 2,5 jam dari Kota Banjarmasin dengan kondisi jalan yang cukup baik dan lancar. Letak Pantai Tanjung Dewa tidak jauh dari Pantai Batakan yang lebih dahulu ramai dikunjungi wisatawan.



Sepanjang perjalanan menuju Pantai Tanjung Dewa, mata akan disuguhkan dengan pemandangan hijau yang membentang digaris alam. hamparan pertanian dan ladang milik warga hingga bukit-bukit yang rapi berjejer pada sisi kanan dan kiri jalan. Pemukiman warga yang terbangun mengikuti pola jalan nampak terlihat lenggang dengan pekarangan yang luas dan rumah yang dominan terbangun dari bahan dasar kayu bergaya pedesaan. Tak jarang mata menemukan hamparan rerumputan hijau yang memukau serta ilalang yang tinggi dan lebat, Sangat cocok untuk melepaskan kepenatan terhadap rutinitas harian kita.   
Salah satu pemandangan menuju Pantai Tanjung Dewa
Pada umumnya pantai di Kalimantan selatan digaris oleh pantai yang berpasir, berbeda dengan kondisi topografi di Pantai Tanjung Dewa yang terdiri dari dua kontur garis pantai yaitu ada yang berpasir dan ada yang berkarang. Bentangan karang pada tepi pantai Tanjung Dewa begitu mempesona ditambah dengan pohon-pohon ketapang yang telah berusia puluhan tahun. Berpijak pada hamparan karang dan memandang luas ke lautan maka akan kita temuka pemandangan landscape pantai dan laut secara bersamaan.Tidak hanya itu saja, selain bisa menikmati keindahan laut dan pantai kita juga bisa menikmati keindahan pegunungan dari kejauhan. Saat cuaca cerah lekuk-lekuk gunung akan sangat jelas terlihat. Di Pantai Tanjung Dewa kita akan disuguhkan dengan lambaian pohon kelapa yang menjulang tinggi dan menemukan perahu-perahu nelayang yang berjejer rapih dengan cat warna warni dan siap berlayar baik untuk mengangkut penumpang menuju ke pulau seberang maupun untuk mencari ikan.
Perahu nelayan
Jejeran Pohon Kelapa
Nampak dari pantai Tanjung Dewa ada terdapat pulau kecil yang biasa disebut warga dengan sebutan Pulau Datu. Di pulau ini terdapat makam seorang wali yang disebut dengan Datu Pamulutan yang sering diziarahi oleh masyarakat. Datu Pamulutan ini bukan nama asli beliau melainkan hanya sebutan/gelar yang diberikan masyarakat karena semasa hidup beliau suka mamulut (cara berburu dengan menggunakan getah, biasanya untuk berburu unggas) burung.  Menurut cerita warga setempat dahulunya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa merupakan satu kesatuan, namun karena proses alam maka akhirnya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa terpisah.
Jika kita ingin ke Pulau Datu kita tinggal menyewa perahu yang ada disana. Kita tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena biayanya hanya Rp 150.000 biaya penyewaan perahu pulang pergi ke Pulau Datu dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Selain bisa menikmati wisata alam kita juga bisa menikmati wisata religius disana. Para peziarah yang datang dari berbagai daerah baik warga kalsel hingga kalteng memadat di hari minggu ataupun pada bulan maulut
Pulau Datu Pamulutan dari kejauhan
Penduduk Desa Tanjung Dewa pada umumnya bermata pencaharian nelayan. Hasil tangkapan ikan nelayan dijual pada pengepul dan kemudian akan di bawa ke Pasar Pelaihari. Dengan adanya objek wisata Pantai Tanjung Dewa dibuka oleh masyarakat setempat dengan melihat potensi keindahan alam yang dapat menarik pengunjung dan juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah sehingga warga memulai usaha-usaha baru seperti membuka warung-warung, masyarakat memproduksi hasil tangkapan dilaut diolah menjadi kerupuk, dibukanya lahan parkir, menyewakan rumah sebagai tempat penginapan wisatawan hingga penyewaan perahu nelayan bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Datu. 



PESAN PENTING DARI BUKU SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

PENDEKATAN YANG WARAS DEMI MENJALANI HIDUP YANG LEBIH BAIK 10 AGUSTUS 2019 R. FARADIGMA NalarAsa Buku ini dapat membantu kita untuk ...