Saturday, September 1, 2018

PESONA PANTAI TANJUNG DEWA PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN

PESONA PANTAI TANJUNG DEWA PELAIHARI 
KALIMANTAN SELATAN
1 September 2018
Riam Faradigma
NalarAsa
Pantai Tanjung Dewa, Pelaihari
PELAIHARI berada di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan yang berjarak sekitar 107 Km dari Kota Banjarmasin memiliki destinasi wisata yang yang beragam mulai dari wisata alam, wisata bahari, wisata agro, wisata sejarah hingga wisata religi. Salah satu objek wisata di Pelaihari yang mengundang decak kagum wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisata mancanegara yaitu Pantai Tanjung Dewa yang terletak di Desa Tanjung Dewa Kecamatan Panyipatan. Berkunjung ke Pantai Tanjung Dewa memerlukan waktu sekitar 2,5 jam dari Kota Banjarmasin dengan kondisi jalan yang cukup baik dan lancar. Letak Pantai Tanjung Dewa tidak jauh dari Pantai Batakan yang lebih dahulu ramai dikunjungi wisatawan.



Sepanjang perjalanan menuju Pantai Tanjung Dewa, mata akan disuguhkan dengan pemandangan hijau yang membentang digaris alam. hamparan pertanian dan ladang milik warga hingga bukit-bukit yang rapi berjejer pada sisi kanan dan kiri jalan. Pemukiman warga yang terbangun mengikuti pola jalan nampak terlihat lenggang dengan pekarangan yang luas dan rumah yang dominan terbangun dari bahan dasar kayu bergaya pedesaan. Tak jarang mata menemukan hamparan rerumputan hijau yang memukau serta ilalang yang tinggi dan lebat, Sangat cocok untuk melepaskan kepenatan terhadap rutinitas harian kita.   
Salah satu pemandangan menuju Pantai Tanjung Dewa
Pada umumnya pantai di Kalimantan selatan digaris oleh pantai yang berpasir, berbeda dengan kondisi topografi di Pantai Tanjung Dewa yang terdiri dari dua kontur garis pantai yaitu ada yang berpasir dan ada yang berkarang. Bentangan karang pada tepi pantai Tanjung Dewa begitu mempesona ditambah dengan pohon-pohon ketapang yang telah berusia puluhan tahun. Berpijak pada hamparan karang dan memandang luas ke lautan maka akan kita temuka pemandangan landscape pantai dan laut secara bersamaan.Tidak hanya itu saja, selain bisa menikmati keindahan laut dan pantai kita juga bisa menikmati keindahan pegunungan dari kejauhan. Saat cuaca cerah lekuk-lekuk gunung akan sangat jelas terlihat. Di Pantai Tanjung Dewa kita akan disuguhkan dengan lambaian pohon kelapa yang menjulang tinggi dan menemukan perahu-perahu nelayang yang berjejer rapih dengan cat warna warni dan siap berlayar baik untuk mengangkut penumpang menuju ke pulau seberang maupun untuk mencari ikan.
Perahu nelayan
Jejeran Pohon Kelapa
Nampak dari pantai Tanjung Dewa ada terdapat pulau kecil yang biasa disebut warga dengan sebutan Pulau Datu. Di pulau ini terdapat makam seorang wali yang disebut dengan Datu Pamulutan yang sering diziarahi oleh masyarakat. Datu Pamulutan ini bukan nama asli beliau melainkan hanya sebutan/gelar yang diberikan masyarakat karena semasa hidup beliau suka mamulut (cara berburu dengan menggunakan getah, biasanya untuk berburu unggas) burung.  Menurut cerita warga setempat dahulunya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa merupakan satu kesatuan, namun karena proses alam maka akhirnya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa terpisah.
Jika kita ingin ke Pulau Datu kita tinggal menyewa perahu yang ada disana. Kita tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena biayanya hanya Rp 150.000 biaya penyewaan perahu pulang pergi ke Pulau Datu dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Selain bisa menikmati wisata alam kita juga bisa menikmati wisata religius disana. Para peziarah yang datang dari berbagai daerah baik warga kalsel hingga kalteng memadat di hari minggu ataupun pada bulan maulut
Pulau Datu Pamulutan dari kejauhan
Penduduk Desa Tanjung Dewa pada umumnya bermata pencaharian nelayan. Hasil tangkapan ikan nelayan dijual pada pengepul dan kemudian akan di bawa ke Pasar Pelaihari. Dengan adanya objek wisata Pantai Tanjung Dewa dibuka oleh masyarakat setempat dengan melihat potensi keindahan alam yang dapat menarik pengunjung dan juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah sehingga warga memulai usaha-usaha baru seperti membuka warung-warung, masyarakat memproduksi hasil tangkapan dilaut diolah menjadi kerupuk, dibukanya lahan parkir, menyewakan rumah sebagai tempat penginapan wisatawan hingga penyewaan perahu nelayan bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Datu. 



1 comment:

PESAN PENTING DARI BUKU SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

PENDEKATAN YANG WARAS DEMI MENJALANI HIDUP YANG LEBIH BAIK 10 AGUSTUS 2019 R. FARADIGMA NalarAsa Buku ini dapat membantu kita untuk ...