8 September 2018
Riam Faradigma
NalarAsa
![]() |
Festival Anggrek 2018 |
Bunga anggrek (Orchidaceae)
adalah jenis tanaman berbunga dengan beragam warna dan jenis dimana pertumbuhannya bergantung pada dirinya sediri dan lingkungan dimana anggrek tersebut tumbuh. Bunga anggrek merupakan jenis tanaman yang masuk dalam kelompok epifit dimana tumbuhan ini dapat hidup mandiri lepas dari tanah sebagai unsur hara dan dapat hidup menempel pada tumbuhan lain tanpa mengambil unsur makan pada tumbuhan yang ditempelinya. Bunga anggrek dapat hidup pada iklim tropis, dingin dan sedang, selain itu tanaman ini tidak membutuhkan banyak air tapi tidak dapat hidup di daerah gurun karena anggrek memiliki akar serabut yang tidak dapat mengambil air dari kedalaman tanah. Diketahui ada banyak jenis bunga anggrek, adapun faktor yang mempengaruhi keberagaman tersebut yaitu faktor dalam dan faktor luar dari tanaman tersebut. Adapun faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek adalah faktor
genetik atau jenis anggrek (anggrek alam atau anggrek silangan). Anggrek alam
merupakan jenis anggrek yang pertumbuhan dan proses pembungaannya relatif lebih
lambat tanpa adanya perlakuan perawatan khusus. Beda halnya dengan anggrek
silangan seperti anggrek dendrobium yang petumbuhan dan pembungaannya relatif
lebih cepat. Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek adalah
intensitas penyinaran mentari pagi, suhu, kelembaban udara, kebtuhan air, pupuk
serta kecocokan tempat dan media tumbuh, sirkulasi udara, serangan hama dan
penyakit tanaman.
Hutan di Kalimantan Selatan merupakan salah satu hutan hujan tropis di Indonesia yang telah berusia ratusan tahun. Hutan tersebut memiliki beragam kekayaan flora dan fauna khas Kalimantan Selatan, dimana hutan ini membalut pegunungan meratus yang membentang sepanjang ± 600 km² dari arah baratdaya-timurlaut dan membelok ke arah utara hingga perbatasan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Hutan yang tebal menyimpan ragam tumbuhan yang dimana tanaman anggrek merupakan salah satu ciri khas tanaman dari hutan hujan tropis Kalimantan Selatan. Berdasarkan catatan anggrek hutan Kalimantan mencapai ratusan bahkan
ribuan spesies, dan selalu menjadi pembicaraan kalangan pecinta anggrek
karena jenis di pulau terbesar ini dinilai khas dan indah. Sebut saja
yang dinamakan anggrek hitam (Coelogyne pandurata). Lidah bunga hitam pekat dengan kelopak mahkota hijau mulus menjulur
di batang tangkai. Itulah kekhasan anggrek hitam sang primadona
Kalimantan itu. Kemudian ada lagi anggrek yang disebut Grammatophyllum speciosum,
atau anggrek harimau atau juga disebut sebagai anggrek tebu lantaran
bentuk batang dan daun seperti tebu, adalah anggrek terbesar di dunia
yang berkembang biak di sela-sela pohon besar, Satu rumpun tanaman ini
pernah tercatat memiliki berat dua ton. Keistemewaan anggrek tebu sangat tahan lama dan dapat bertahan sampai
dua bulan. Bunganya dapat mencapai 6 inchi, kuning krem dengan bintik
cokelat atau merah tua. Stem bunga dapat mencapai 6-9 inchi dengan
60-100 kuntum per tangkai. Berada di lingkungan panas, hutan tropis yang lembab di kawasan Pulau Kalimantan juga menjadi daya tarik kolektor anggrek. Bukan saja terdapat dua jenis anggrek yang dikenal itu, tetapi
beberapa jenis anggrek lainnya seperti jenis Phalaenopsis bellina,
Arachis breviscava, Paraphalaenopsis serpentilingua, Macodes petola,
jewel orchids, Tainia pausipolia, anggrek tanah, Phalaenopsis
cornucervi, Coelogyne asperata, anggrek berbau busuk. Kemudian anggrek pandan Cymbidium finlaysonianum, Dorrotis
pulcherrima, Chairani punya Plocoglotis lowii, Tainia pauspolia,
Destario Metusala, Ceologyne espezata, Paphiopedilum lowii dan
Paphiopedilum supardii (anggrek nanas). Tetapi belakangan yang paling populer adalah anggrek bulan spesies Pelaihari yang terbilang langka. Anggrek ini termasuk langka di dunia dan dijadikan puspa pesona nasional. Menurutnya jenis anggrek langka yang disebut spesies “Phalaenoasis
amabilis Pleihari”, tersebut hanya beberapa kolektor saja yang
memilikinya, lantaran sulit berkembang biak. Anggrek Pelaihari sejenis anggrek bulan yang hanya ada di hutan
kawasan Pelaihari, tetapi uniknya beda lokasi maka akan berbeda pula
bentuk bunganya. Seperti anggrek Pelaihari yang diperoleh dari hutan kawasan Gunung
Bira maka bunganya akan beda dengan anggrek Pelaihari yang diperoleh dari
kawasan hutan Gunung Ranggang, begitu juga anggrek Pleihari dari
kawasan hutan Gunung Pelaihari berbeda pula dengan yang lainnya. Sementara keterangan lain menyebutkan anggrek spesies Pelaihari ini
memang agak beda dibandingkan anggrek kebanyakan, masalahnya daunnya
agak panjang dan memiliki bunga yang unik, warna putih di tengah ada
warna kuning dan di tengah warna kuning itu ada bintik-bintik merah. Kelebihan dan keunikan lain jenis anggrek ini, adalah tangkai bunga,
bila anggrek lain tangkai bunga biasanya mati setelah mengeluarkan
bunga, tetapi bagi anggrek khas Pelaihari ini justru tangkai bunga ini
terus memanjang hidup dan akhirnya di tangkai bunga itu pula keluar
bibit-bibit baru tanaman itu. Berdasarkan sebuah tulisan pula upaya pengumpulan dan
pendokumentasian tumbuhan dan termasuk anggrek alam Kalimantan dimulai
sekitar tahun 1825 oleh George Muller asal Jerman. Sementara antara tahun 1901-1902, ahli botani asal Jerman bernama
Friederick Ricard Rudolf Schlechter melakukan ekspedisi di Kalimantan
mengumpulkan sekitar 300 tanaman anggrek.
Para pecinta tanaman anggrek di Kalimantan Selatan terhimpun dalam suatu organisasi yang disebut Persatuang Anggrek Indonesia (PAI) Dewan Pengurus Daerah Kalimantan Selatan yang diketuai oleh Aida Muslimah Rosehan berkerjasama dengan Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan menggelar event Festival Anggrek 2018 di Banjarmasin Kalimantan Selatan berlangsung pada 7-9 September 2018. Bagi DPD PAI Kalsel event ini menjadi kegiatan tahunan yang berjalan untuk ke 8 kalinya dan ini merupakan tahun pertama DPD PAI Kalsel menggandeng Dinas Pariwisata Kalsel untuk ikut serta dalam penyelenggaran Festival Anggrek ini. Festival Anggrek diselenggarakan oleh DPD PAI Kalsel guna melestarikan dan memperkenalkan tanaman anggrek di Kalsel yang ragamnya mencapai ratusan jenis dan Dinas Pariwisata Kalsel selaku fasilitator Festival Anggrek berharap event ini dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara khsusnya para pecinta tanaman anggrek untuk berkunjung ke Kalimantan Selatan. Festival Anggrek 2018 di meriahkan dengan foto kontes, lomba anggrek yang diikuti oleh beberapa daerah seperti Papua, Makassar, Bali dan Jakarta, serta diikuti pula dengan komunitas lain seperti Tanaman Bonsai dan Pameran Satwa. Beragam jenis tanaman anggrek yang di pamerkan oleh masing-masing DPC PAI dari kabupaten/kota di Kalsel dan kehadiran jenis tanaman anggrek yang berasal dari luar Kalsel sepeti tanaman anggrek dari Papua, Makassar, Bali dan Jawa. Ragam tanaman anggrek di pajang pada podium yang telah disiapkan dan siap dinilai dalam kompetisi anggrek hingga mencapai kesimpulan pemenang dari kompetisi tersebut dengan kriteria penilaian yang telah ditetap oleh dewan juri dan team DPD PAI Kalsel. Tanaman Anggrek yang memiliki harga cukup fantastis mencapai 25 juta ripiah berasal dari Papua dan tanaman anggrek yang menjadi pemenang pertama dalam Festival Anggrek 2018 di Kalsel diraih oleh Anggrek jenis dendrobium hybrida yang berasal dari Pelaihari.
No comments:
Post a Comment