Monday, June 11, 2018

Ekspedisi Ramadhan ke Desa Belanginan Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Ekspedisi Ramadhan, 01 Juni 2018 Desa Belangian

Desa Belangian yang terletak di Kecamatan Aranio  dengan luas 121,95 km per segi merupakan salah satu desa yang terletak cukup jauh dari Ibukota Kabupaten Banjar. 
Perjalanan ke Desa Belangian menempuh waktu sekitar 2,5 jam dari Dermaga Tiwingan di Kecamatan Aranio dengan menggunakan kelotok/perahu penumpang yang kapasitasnya dapat memuat hingga 25 orang. Biaya/ ongkos sekali menyebrang dari dermaga Tiwingan ke Desa Belangian sekitar Rp. 35.000/ orang. akomodasi penyeberangan tersebut tidak hanya mengangkut penumpang tapi juga mengangkut bahan makanan, bahan bangunan hingga sepeda motor. 
Perjalanan kali ini merupakan ekspedisi ramadhan yang juga membawa bantuan berupa pakaian layak pakai dan bahan makanan yang disumbangkan dari donatur-donatur yang berasal dari Kota Banjarmasin. Turut serta dalam ekspedisi ramadhan ini Jurnalis Pena Hijau Indonesia, Wartawan dari media lokal, Fotografer dan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Nahdatul Ulama Kalimantan Selatan, ekspedisi ini berlangsung selama dua hari.

 Dalam penyemberangan menuju Desa Belangian disuguhkan pemandangan alam yang sangat indah berjejer bukit hingga gunung dengan tebaran awan dilangit yang cerah, pemandangan hijau disepanjang tepian waduk Riam Kanan. Waduk Riam Kanan merupakan merupakan salah satu waduk terbesar di Kalimantan Selatan yang menghabiskan waktu pembuatannya hingga 10 tahun dibangun dengan membendung 8 sungai yang bersumber dari Pegunungan Meratus, serta ada 9 desa yang ditenggelamkan di area seluas 9.730 ha. pembangunan Waduk Riam Kanan di tahun 1973 untuk membangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air yang akan digunakan untuk menerangi wilayah Banjarmasin dan sekitarnya. Pemandangan alamiah yang ditemui dalam perjalanan menuju Desa Belangian tidak membuat mata lelah untuk memandang, tidak jarang ditemukan pemandangan rumah-rumah penduduk di tepi waduk serta terdapat hutan pinus yang indah dan telah menjadi salah satu objek wisata alam di area waduk riam kanan. Perjalanan yang ditemani dengan suara gemuruh mesin klotok/perahu dengan air yang tenang.
Perjalanan cukup panjang menyisir waduk riam kanan hingga tiba ke Desa Belangian menggunakan kelotok milik Amang Juli yang merupakan penduduk asli Desa Belangian. Kelotok bersandar di dermaga dan tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju ke perkampungan yang menempuh jarak sekitar 300 m dari dermaga. Kami berjalanan kaki melewati jalan setapak yang berukuran lebar 1,5 m yang telah dibeton dan bahan bantuan diangkut oleh warga desa dengan mengguna gerobak. 
Bapak Fahrudin, begitu beliau dikenal oleh masyarakat sebagai Pembakal Desa Belangian. Tujuan kami langsung ke kediaman bapak Fahrudin dan kami diterima dengan hangat. Bapak Fahrudin menyapa dan berkenalan hingga menginformasikan tentang Desa Belangian kepada kami di siang hari yang begitu panas tanpa ada listrik untuk menggerakan kipas angin. 
Desa Belangian dapat dikatakan desa teringgal karena masih minimnya sarana serta prasana pendukung kesejahtraan masyarakatnya. Seperti jaringan listrik yang yang dapat dinikmati hanya pada sore hari hingga subuh dan selebihnya tanpa jaringan listrik. Selain itu belum terdapat jaringan provider telepon dan jaringan internet, adapun hubungan telekomunikasi masyarakat Desa Belangian dengan masyarakat luar menggunakan ORARI. 
Jumlah penduduk Desa Belangian yang tidak lebih dari 350 jiwa dan terdiri dari 90 KK hanya memiliki 1 fasilitas pendidikan yaitu Sekolah dasar (SD). Adapun masyarakat yang ingin melanjutkan sekolah harus melanjutkan ke luar desa baik ke Pondok Pesantren, SMP, SMA hingga perguruan tinggi di Martapura, Banjarbaru atau ke Banjarmasin hingga ke pulau Jawa.Di Desa Belangian terdapat Fasilitas kesehatan berupa Puskesmas Pembantu dan terdapat 1 masjid yang terletak ditengah-tengah perkampungan warga. Sumber penghasilan masyarakat Desa Belangian dari hasil bertani, berkebun dan mencari ikan, hasil dari kegiatan masyarakat tersebut untuk dikonsumsi dan dijual.
Penyerah Bantuan Kepada Pembakal Desa Belangian
Sore hari di Desa Belangian, bantuan telah tiba di rumah pembakal dan diikuti dengan penyerahan bantuan kepada Bapak Fahrudin selaku pembakal secara simbolis. Bantuan langsung didistribusikan kepada masyarakat setempat, masyarakat menerima bantuan dengan antusias dan gembira.Orang tua hingga anak-anak berduyun-duyun mengambil bantuan dalam bentuk pakaian layak pakai dan bantuan makanan. 
Warga menerima bantuan pakaian layak pakai.
Masyarakat Desa Belangian  berduyun-duyun menuju kesalahsatu rumah warga yang bertugas menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Menyiapkan makan berbuka puasa dilakukan secara bergilir di Desa Belangian yang mayoritas masyarakatnya muslim. Hal ini merupakan salah satu kebiasan masayarakat Desa Belangian di bulan ramadhan dan telah berlangsung lima tahun terakhir.

Hidangan makanan berbuka puasa di rumah warga

Pagi yang indah dan bersahabat di Desa Belangian Lembah Kahung. Pasca sahur pagi itu di Desa belangian, warga memulai aktivitas kekebun atau ladang yang berada dibukit-bukit dengan menggunakan sepeda motor dan warga yang ke dermaga siap mencari ikan dengan menggunakan kelotok-kelotok kecil.
Desa Belangian memiliki alam yang sangat indah dengan hutan tropis yang sangat tebal, selain itu memiliki banyak ragam flora dan fauna yang usianya ada yang lebih dari 100 tahun.
Desa Belangian merupakan titik awal bagi para penggemar wisata alam sebelum melakukan ekspedisi/ perjalanan ke Lembah Kahung dengan salahsatu tujannya adalah ke Air Terjun Cemara. Ada empat shelter yang harus ditempuh sebelum menemukan air terjun cemara, dimana air terjun tersebut merupakan sisi lain yang wajib dikunjungi dengan ketinggian air terjun mencapai 20 meter dan untuk menuju air terjun cemara memerlukan waktu sekitar 4 jam perjalanan yang melewati hutan, sungai, bukit dan ilalang yang tumbuh lebat.
Jembatan Gantung Desa Belangian

Jalan Meuju Shelter Kembar, melewati perkebunan kacang tanah milik warga.

Aliran sungai dipenuhi dengan batu-batu kali berukuran besar.

Pemandangan bukit nan indah dari Shelter kembar
Air Terjun Cemara
Tim ekspedisi ramadhan kembali kerumah pembakal dan bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. perjalanan ini banyak memberikan pengalaman dan pelajaran. Melakukan perjalanan yang panjang dalam kondisi berpuasa bukanlah sesuatu yang mudah tapi dengan semangat berbagi dibulan ramadhan dan semangat kembali kealam menjadikan ekspedisi ramadhan ini sungguh berarti.
Kami berbagi informasi seluas-luasnya agar pembaca semakin penasaran dan memiliki keinginan untuk mengunjungi Desa Belangian dan melakukan perjalanan ke lembah Kahung untuk menjumpai Air Terjun Cemara yang indah serta membantu percepatan pembangunan Desa Belangian.
Tim Ekspedisi Ramadhan 2018



No comments:

Post a Comment

PESAN PENTING DARI BUKU SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

PENDEKATAN YANG WARAS DEMI MENJALANI HIDUP YANG LEBIH BAIK 10 AGUSTUS 2019 R. FARADIGMA NalarAsa Buku ini dapat membantu kita untuk ...