Tuesday, April 2, 2019

MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0
04 April 2019
Riam Faradigma
NalarAsa


1.      Sejarah Revolusi Industri
Awal terjadinya fenomena revolusi industri dimulai pada tahun 1750-1850 dengan memberi perubahan besar dibidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi. Perubahan yang terjadi akibat terjadinya revolusi industri memberi dampak pada kondisi sosial, ekonomi dan budaya. Revolusi industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar hingga ke seluruh dunia. Revolusi industri ditandai dengan adanya penemuan mesin uap yang kemudian dari mesin tersebut diaplikasikan untuk dapat menghasilkan dan memperbanyak produksi barang di Eropa.
Faktor yang mendasari terjadinya revolusi industri yaitu terjadinya revolusi ilmu pengetahuan ditandai dengan bermunculannya para ilmuan seperti Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian. Disamping itu ada beberapa hal yang turut serta dalam mendorong terjadinya revolusi industri diantaranya: (1) Situasi politik tidak stabil; (2) Bahan tambang yang berlimpah di Inggris; (3) Penemuan dibidang teknologi; (4) Kemakmuran di Britania Raya; (5) Pemerintah memberikan perlindungan terhadap hak paten dan (6) Urbanisasi penduduk.
Revolusi memberikan perubahan yang tajam hingga mengubah tatanan sosial kehidupan masyarakat hingga tatanan Negara yang memberikan dampak yang luas, mencakup bidang ekonomi, budaya dan politik. Revolusi industri menjadi sinyal titik balik dalam peradaban dunia, seluruh bidang kehidupan merasakan dampaknya. Dampak yang dirasakan khususnya pada pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dampak di bidang sosial berkenaan pada perkembangan urbanisasi, upah pekerja rendah, munculnya golongan pengusaha dan golongan pekerja, adanya kesenjangan antara pengusaha dan pekerja hingga munculnya revolusi sosial.

2.      Revolusi Industri 1.0, 2.0, 3.0, 4.0
Ekonomi acap memperbincangkan segala upaya manusia dalam menghadapi kelangkaan. Revolusi industi hadir untuk menaklukan kelangkaan tersebut dengan resolusi-resolusi yang lebih efektif dan dapat menghemat waktu, tenaga dan uang yang mana dapat menggunkannya untuk mengatasi kelangkaan lainnya.
Revolusi industri 1.0 ditandai dengan ditemukannya dan digunakannya mesin uap untuk memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dengan lebih efektif dan murah. Berkat adanya mesin uap, produksi barang dapat dilakukan dimana saja. Adapun dampak negatif dari mesin uap ini adalah pencemaran udara dan limbah-limbah pabrik lainnya. Dengan adanya mesin uap Imperialis Eropa dapat menaklukan Asia dan Afrika dengan cepat dan mudah.
Revolusi industri 2.0 yang terjadi di abad-20 tenaga uap diganti dengan tenaga listrik. Adanya tenaga listrik tidak dapat serta merta menyempurnakan produksi pabrik, sehingga masih jauh dari produksi pabrik modern dimana masih membutuhkan banyak tenaga kerja. Revolusi industri kedua berdampak pada kondisi militer di Perang Dunia II. Ribuan tank, pesawat dan senjata-senjata tercipta dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Perubahan kondisi masyarakat pada revolusi industri 2.0 ini yaitu masyarakat mulai meninggalkan kegiatan agraris menuju masyarakat industri.
Hadirnya revolusi industri 3.0 muncul dengan kecanggihan informasi hingga meninggalkan era industi. Revolusi diera informasi mulai menjalankan mesin-mesin secara otomatis, komputer hingga robot. Mesin-mesin tercipta semakin canggih seperti penemuan konduktor, disusul transistor, lalu integrated chip (IC) membuat komputer dengan ukuran semakin kecil, membutuhkan tenaga listrik yang kecil, sedangkan kemampuannya semakin melangit.
Revolusi industri 4.0 membawa isu revolusi teknologi dan revolusi digital yang didukung dengan kemampuan jaringan internet. Bukti dari mulai bergeraknya revolusi industri 4.0 dengan smart phone canggih yang berada hanya dalam genggaman tangan, di dukung dengan jaringan internet guna akses big data. Ravolusi ini memberi dampak yang sangat signifikan pada kondisi sosial masyarakat. Segala urusan yang kemudian dapat dipermudah bahkan dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi dan digital pada revolusi industri 4.0

ULASAN

Internet bersama dengan perangkat mobile phone untuk mengakses big data merupakan bentuk yang teraktual bahwa revolusi industri 4.0 telah memberi dampak yang menggurita hingga ke negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mobile phone sudah begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia, sampai-sampai sudah tidak asing lagi melihat bocah dengan lincah menggunakan smartphone. Dari mulai bangun pagi, naik kendaraan, di sekolah, di kantor, sampai pulang kembali ke rumah manusia yang berada dalam balada revolusi industri 4.0 tidak dapat absen untuk membuka smartphone , baik untuk berkomunikasi, mencari informasi, melakukan transaksi, mencari hiburan atau sekedar mengecek status media sosial. Dengan menjamurnya perangkat mobile dan online untuk mengakses big data, ada tiga hal yang muncul sebagai dampak dari revolusi industrI 4.0 menjadi inti untuk mewakili fenomena masyarakat informasi yaitu kecepatan (speed), virtualitas (virtuality) dan jaringan (net working).   
Jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Hal ini, selain karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap internet dan dukungan infrastruktur, juga karena semakin menjamurnya perangkat mobile yang mampu mengakses internet sehingga orang tidak harus menggunakan PC atau laptop. Apalagi perangkat mobile harganya semakin terjangkau sehingga semua lapisan masyarakat dapat memilikinya. Sama halnya dampak yang terjadi akibat adanya revolusi industrI mulai dari awal terjadinya revolusi industrI 1.0 – 4.0 tidak dinafikan bahwa akan memberikan dampak kepada masyarakat. Para ahli berpandangan terkait permasalah dampak revolusi industrI 4.0 terhadap masyarakat, ditemukan tiga intepretasi yang berbeda mengenai bagaimana revolusi teknologi berdampak, diantaranya: (1) instrumentalisme teknologi, memegang dua keyakinan inti diantaranya teknologi secara esensial yang bersifat netral dan tidak mengandung nilai serta teknologi patuh dimana tundunk terhadap perintah manusia; (2) determinisme teknologi, mempercayai akan potensi teknologi untuk  membawa perubahan social pada tingkat makro atau masyarakat; (3) substantivisme teknologi, menentang kepercayaan deterministic terhadap sifat netralitas dan kebenaran teknologi.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan pendududk di Indonesia akan terus meningkat hingga 2035. Jumlah penduduk diprediksikan akan mencapai 305,6 juta jiwa, sekitar 70% merupakan usia produktif. Besarnya jumlah penduduk merupakan potensi yang baik jika berbanding lurus dengan kemampuan SDM yang berkualitas, salah satunya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi secara positif dan produktif. Jika tidak, malah akan menimbulkan banyak permasalahan. Indonesia bukanlah negara yang tertinggal dalam hal teknologi informasi, terbukti dari jumlah kepemilikan gadget hingga yang paling canggih. Hal ini, mengapa Indonesia dipandang sebagai pasar yang potensial untuk produk-produk teknologi, dimana jumlah pengguna kebanyak berasal dari usia-usia produktif atau dapat dikategorikan pada zona generasi milenial. Generasi milenial menjadi salah satu unsur bangsa ini yang akan menentukan wajah Indonesia ke depan. Jumlah mereka yang setengah dari penduduk Indonesia dan menjadi faktor penentu perubahan.  
CEO Office Strategi Development Tokopedia, Doni Nathaniel (Beritasatu.com, 2017) mengungkapkan, perkembangan dunia digital di Indonesia sejalan dengan penetrasi internet di Indonesia yang terus meningkat, sehingga perlu mulai mempersiapkan skill digital native. Dengan pengetahuan dan teknologi yang dimiliki, masyarakat Indonesia dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan teknologi untuk pembangunan bangsa dalam hal peningkatan ekonomi digital. Generasi milenial harus cerdas dan memiliki literasi digital yang memadai agar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadi berkah dan mendorong kemajuan. Generasi milenial yang melek digital akan menjadi salah satu modal utama untuk membangun bangsa ini ke depan. Dampak kemajuan teknologi dan komunikasi yang tidak dibarengi dengan literasi digital maupun kesadaran untuk memanfaatkan media digital secara positif memang sangat beresiko.
Revolusi industri 4.0 mengantar masyarakat Indonesia untuk turut menikmati perkembangan teknologi, salah satunya melalui media sosial dan perangkat jejaring sosial digital lainnya. Perkembangan teknologi yang menjadi efek dari revolusi industri 4.0 menjadikan masyarakat terlena dengan kecanggihan teknologi yang hanya berada digenggaman tangan hingga meninggalkan radio, televisi dan media cetak. Masyarakat telah piawai dalam mengakses jaringan dengan teknologi melalui media-media sosial digital, konten-konten yang bejubel pada wall media soaial. Konten-konten memiliki pesan dan maksud yang beragam, mulai dari urusan dunia hingga urusan akhirat, konten positif hingga negatif, konten edukasi hingga provokasi dan masih banyak lagi.
Melihat fenomena dampak revolusi industri yang merambah pada kehidupan sosial masyarakat bangsa Indonesia, perlu adanya penerapan literasi digital dimasyarakat agar tidak menimbulkan kerusakan pada konteks sosial masyarakat. Upaya yang dapat diaplikasikan untuk membangun literasi digital pada masyarakat, diantaranya: (1) Cerdas, memanfaatkan internes secara baik dalam arti tepat guna, aman sesuai etika, budaya, dan norma yang berlaku; (2) Kreatif, menciptakan karya baru yang berpotensi memberikan manfaat dan nilai tambah; dan (3) produktif, mendapatkan atau memberikan manfaat yang maksimal dari penggunaan teknologi dan internet, untuk diri sendiri dann orang lain. Menggunakan media sosial dengan memperbanyak situs-situs kreatif dan produktif untuk menginspirasi masyarakat agar menciptakan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat sesuai dengan minat.

KESIMPULAN

Kunci dari pertumbuhan masyarakat menuju arah yang lebih baik adalah bagaimana mereka khususnya generasi milenial dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tersebut secara bijak, cerdas dan optimal. Semua itu upaya menciptakan Human Intelligent Society dengan menerapka teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Revolusi industri pada era modern saat ini membuat semuanya terhubung satu dengan lainnya melalui jaringan internet atau bias disebut dengan Internet of Things. Kondisi ini akan menciptakan nilai baru dalam masyarakat melalui kekuatan teknologi informasi dan komunikasi. 
Pada masa-masa mendatang, nilai dalam masyarakat akat tercipta melalui ekosistim digital. Semua dimungkinkan berkat jaringan digital yang menghubungkan manusia dan berbagai benda yang ada di sekitarnya. Jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang bagi masyarakat maupun industri. Dunia terus tumbuh. Manusia dan benda akan saling terkoneksi dan berbagai informasi. 
  Kunci dalam menghadapi dunia seperti itu adalah bagaimana memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan tepat, dengan manusia sebagai pusat inovasi. Semua mimpi dan harapan yang diletakkan di atas harus bertumpu pada manusia yang cerdas dan bijaksana dalam memanfaatkan teknologi untuk tujuan yang positif dan produktif. Semua itu perlu upaya terencana dan sistematis karena teknologi tidak dengan sendirinya mencerdaskan masyarakat. Teknologi memang memberikan pengaruh bagi kehidupan manusia namun tidak berarti bahwa teknologi “menentukan” apa yang dapat kita lakukan, apa yang dapa kita maknai, jenis hubungan yang dapat kita miliki, apa yang kita pikirkan, dan siapa kita menjadi. 


Salam NalarAsa

No comments:

Post a Comment

PESAN PENTING DARI BUKU SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

PENDEKATAN YANG WARAS DEMI MENJALANI HIDUP YANG LEBIH BAIK 10 AGUSTUS 2019 R. FARADIGMA NalarAsa Buku ini dapat membantu kita untuk ...